BANDA ACEH – Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Teuku Umar (FPIK UTU), Rika Astuti, menginisiasi langkah kolaboratif strategis dengan menggandeng Panglima Laot Provinsi Aceh dan Yayasan Pangkal Meuruno Aneuk Nelayan (YPMAN). Pertemuan yang digelar di Banda Aceh, pada tanggal 14 s/d 17 Oktober 2025, ini bertujuan untuk meletakkan dasar bagi pembentukan Forum Anak Nelayan Aceh.
Inisiatif ini merupakan bagian dari implementasi program hibah dana Indonesiana kategori Pendayagunaan Ruang Publik yang diterima oleh Rika Astuti sebagai ketua tim. Program ini mengusung judul “Kenduri Anak Nelayan: Forum Silaturahmi Anak Nelayan Aceh untuk Masa Depan Perikanan Aceh yang Berkelanjutan dan Berkeadilan.” Rika Astuti menjelaskan, kolaborasi ini bertujuan untuk menyatukan potensi besar yang dimiliki oleh anak-anak nelayan penerima beasiswa dari YPMAN dan jejaring Panglima Laot. “Selama ini, YPMAN dan Panglima Laot Aceh telah berkontribusi luar biasa dengan menyalurkan puluhan ribu bantuan pendidikan bagi anak nelayan di seluruh pesisir Aceh sejak tahun 2002 hingga 2025, mulai dari jenjang SD, SMP, SMA, hingga perguruan tinggi. Ini adalah aset sumber daya manusia yang harus kita rangkul,” ujar Rika.


Lebih lanjut, Rika memaparkan bahwa kegiatan “Kenduri Anak Nelayan” ini dirancang bukan sekadar sebagai ajang perayaan. Ini adalah inisiatif strategis untuk meningkatkan kapasitas anak nelayan dalam rangka mengembangkan perikanan Aceh yang lebih berkeadilan dan berkelanjutan.
“Forum ini bermaksud mengundang para anak nelayan penerima beasiswa YPMAN. Mereka akan kita fasilitasi untuk memperoleh penguatan kapasitas, membahas masalah-masalah aktual di kalangan nelayan, bertukar pengetahuan, serta membentuk sebuah forum atau lembaga yang akan melanjutkan kerja-kerja pemberdayaan di masa depan,” jelasnya.
Pada kesempatan ini perwakilan yang hadir dari Lembaga Panglima Laot Provinsi Aceh adalah bapak Miftach Tjut Adek selaku Sekretaris Panglima Laot Provinsi Aceh dan dari YPMAN adalah bpk Dr. Teuku Muttaqin Mansur, S.Ag. M.H, selain itu hadir juga Marzuki sebagai pemerhati dan peduli tentang adat laot di Provinsi Aceh, serta beberapa perwakilan dari instansi dan lembaga terkait lainnya. Harapan besar dari pertemuan ini adalah terbentuknya sebuah forum komunikasi dan perkumpulan informal di kalangan anak nelayan Aceh.
“Dengan menghadirkan anak-anak nelayan yang telah menerima manfaat beasiswa ini, kami berharap mereka dapat membangun jejaring, melibatkan komunitas lokal, dan melakukan pemberdayaan dengan memanfaatkan SDM berkualitas yang telah mereka miliki,” tutup Rika Astuti.
Laporan: Rika Astuti | Editor : Iyan Almisbah | Foto: Istimewa