Meureubo, Aceh Barat — Akademisi dari UTU tingkatkan ketrampilan kelompok masyarakat Desa Binaan Universitas Teuku Umar kembangkan teknologi BuDarJan (Bubu Dasar Jaring) sebagai alat penangkapan alternatif untuk menangkap ikan demersal khususnya jenis ikan karang yang bernilai ekonomis tinggi. Dalam hal ini tim akademisi dari Universitas Teuku Umar melakukan focus group discussion (FGD) persiapan kegiatan awal dengan kelompok nelayan tradisional Desa Binaan yaitu KUB Sepakat dan KUB Jaya Bersama yang dilaksanakan pada hari Jum’at, tanggal 10 Oktober 2025 di Balai Desa Pertemuan Ujong Drien, Meureubo, Aceh Barat.
Kegiatan FGD tersebut dilakukan dengan tujuan untuk saling transfer knowledge antara dunia akademisi dari hasil riset dan pengalaman nelayan melaut, kemudian saling berdiskusi terkait dengan teknologi yang dikenalkan oleh Akademisi yaitu BuDarJan (Bubu Dasar Jaring) yang terbuat dari bahan sumberdaya lokal dan tentunya teknologi ini ramah terhadap lingkungan sekitar. Salah satu alat dan bahan sumberdaya lokal yang dimanfaatkan dan digunakan untuk teknologi BuDarJan ini yaitu rotan, batang pinang, daun kelapa, daun pinang dan daun paku laut yang dijadikan sebagai atraktor untuk memikat ikan berkumpul disekitaran BuDarJan tersebut.
Desa Ujong Drien merupakan salah satu Desa Ujong Drien yang menjadi desa Binaan Universitas Teuku Umar mulai dari tahun 2023 sampai dengan sekarang melalui Surat Keputusan Rektor UTU Nomor 513/UN59/DT.01.01/2025 tentang penetapan Desa Binaan Universitas Teuku Umar. Terbentuknya Desa binaan tersebut diawali dengan adanya kegiatan tridharma Perguruan Tinggi salah satunya adanya kegiatan pengabdian yang dilakukan oleh akademisi untuk kelompok nelayan tradisioan di Desa Ujong Drien, kemudian juga adanya keterlibatan mahasiswa dari Universitas Teuku Umar melakukan penelitian. Tentunya hal tersebut tidak lepas juga dari adanya kerjasama antara pemerintah Desa Ujong Drien dengan Universitas Teuku Umar dari tahun 2022.
Dalam hal ini turut hadir Kepala Desa Ujong Drien sebagai mitra pemerintahan yaitu Bapak Hasbi, kemudian dua kelompok nelayan tradisional Desa Ujong Drien sebagai mitra sasaran dari program Pemberdayaan Desa Binaan yaitu KUB Sepakat dan KUB Jaya Bersama yang diketuai oleh Bapak A Halim dan Zurami, selanjutnya tim teknisi dari akademisi sebagai pelaksana dihadiri oleh Bapak Afdhal Fuadi, M.Si, Dr. Muhammad Rizal, M.Si, Rusdi, M.M, dan Bapak Ilham Fajri, M.Si, serta dibantu oleh adik-adik mahasiswa dari Jurusan Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Teuku Umar.
Pada kesempatan tersebut Dr. Muhammad Rizal menyampaikan program ini merupakan kesempatan besar untuk kelompok nelayan tradisional yang dalam hal ini adalah Desa Ujong Drien sebagai Desa Binaan dari Universitas Teuku Umar di percayai oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisainstek) melalui kami dari akademisi untuk melakukan kegiatan pengabdian. Hal yang menarik dari kegiatan ini adalah alat penangkapan ikan ramah terhadap lingkungan yang dapat digunakan oleh kelompok nelayan tradisional Desa Ujong Drien yang kami sebut BuDarJan atau Bubu Dasar Jaring” Ujarnya.
Kepala Desa Ujong Drien turut membuka dan menerima langsung kedatangan tim akademisi dari Universitas Teuku Umar untuk melakukan pemberdayaan kepada warga kami yang dalam hal ini bergerak di bidang perikanan dan kelautan yaitu Kelompok Usaha Bersama Sepakat dan Jaya Bersama. Saya sebagai aparat Desa Ujong Drien sanagt mendukung kegiatan ini untuk nelayan kami dan kelompok nelayan juga daat berkontribusi pada kegiatan selanjutnya, sehingga kegiatan ini dapat berlanjut ditahun yang akan datang” Ujarnya.
Program pengabdian ini merupakan hasil kerjasama anatara akademisi dan mahasiswa Universitas Teuku Umar dengan kelompok nelayan tradisional Desa Ujong Drien yang pada tahun 2024 sudah terlibat mulai dari pembuatan bubu, pengumpulan hasil tangkapan seperti jenis ikan, jumlah ikan, ukuran pajang ikan, ukuran berat ikan, pengaruh lama perendaman dan kedalaman perendaman. Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi tersebut ditemukan beberapa permasalahan yang ditemukan dari bubu 2024 yaitu dari sisi eknonomis, kontruksi, dan daya tahan bubu. Sehingga alhamdulillah ditahun ini 2025 kita dipercaya lagi oleh Kemendiktisaintek untuk mengembangkan bubu yang sebelumnya menggunakan kawat dan kita ganti dengan jaring pukat dengan tujuan meminimalisir harga pembuatan dan memperpanjang umur pemakaian yang dalam hal ini kami memberikan nama BuDarJan (Bubu Dasar Jaring)” Ujar ketua pelaksana program Afdhal Fuadi, S.Pi., M.Si.
Program Pemberdayaan Desa Binaan (PDB) ini terdiri dari beberapa kegiatan mulai dari kegiatan FGD persiapan kegiatan pengabdian, Edukasi dan sosialisasi teknologi BuDarJan ramah lingkungan, workshop pembuatan BuDarJan, workshop pengoperasian, workshop pemanfaatan alat bantu hand GPS, dan workshop perawatan dan perbaikan teknologi BuDarJan. Tema program ini yaitu “Hilirisasi Teknologi BuDarJan (Bubu Dasar Jaring) Ramah Lingkungan Berbasis Sumberdaya Lokal Untuk Meningkatkan Hasil Tangkapan Nelayan Tradisional Desa Binaan Ujong Drien“.
Hasil yang diperoleh dari kegiatan FGD tersebut yaitu kontruksi BuDarJan mulai dari alat dan bahan yang digunakan dari potensi sumberdaya lokal, bentuk BuDarJan, ukuran, dan kegiatan pelatihan pembuatan BuDarJan yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat ini. Program Pemberdayaan Desa Binaan ini merupakan hibah dari Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM) Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek).
Laporan: Afdhal Fuadi| Editor : Iyan Almisbah | Foto: Istimewa